Selasa, 17 Juni 2008

Klab Guru ”share for Indonesia” - Rumah Baca Pelangi Gelar Parenting Session

Pendidikan sebagai kunci awal kebangkitan nasional yang bermula pada tahun 1908 menelurkan spirit kemajuan pada bangsa ini. 100 tahun berikutnya, pendidikan masih menjadi kunci keberhasilan dari pembangunan peradaban. Pendidikan tak bisa dilepaskan begitu saja dalam pembangunan bangsa ini.

Meski zaman berubah dan memiliki karakter tersendiri, pendidikan tetap menjadi sarana utama yang harus disesuaikan dengan perubahan karakter zaman. Sejatinya, pengelolaan pendidikan juga harus difokuskan pada beberapa hal, di antaranya menekankan rasa kemanusiaan pada diri peserta didik hingga setiap diri menyadari akan eksistensi orang lain dan hak-hak mereka. Selain itu pendidikan juga perlu berfokus menekankan kepribadian dengan segala karakteristiknya, untuk menjaga eksitensi umat melaui wawasan kebangsaannya.

Pembahasan tersebut menjadi topik seru dalam Diskusi Harkitnas 2008, yang digelar Klab Guru ’Share For Indonesia’ bekerjasama dengan Rumah Baca Pelangi Pos WK Kecamatan Gunung Jati di Rumah Makan Ampera Tuparev, Cirebon pada 25 Mei 2008. Bincang-bincang bertema ”Filosofi Pendidikan Anak dalam Keluarga dan Sekolah Menurut Islam dan Keilmuan” ini menghadirkan Kepala TKIT Sabilul Huda Cirebon H. Titi Inayah, SE dan Dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon, Ida Ri’aeni Iswahyudi, S.Sos.

Diharapkan para pendidik maupun peserta didik memiliki kesadaran akan tujuan pendidikan yaitu menyiapkan generasi untuk hidup lebih baik, dari segi material maupun spiritual. Tentu dengan persiapan fisik, intelektual dan mental,” papar Ida Iswahyudi yang juga Koordinator Klab Guru.

Fokus pendidikan juga diupayakan mampu melahirkan insan yang berjiwa kuat, bangga dengan agama dan bangsanya, berusaha membebaskan negeri dari hegemoni asing; memahami kewajiban terhadap Tuhan, diri dan bangsanya; serta membekali peserta didik dengan bekal dan pengetahuan yang mumpuni untuk bergelut dalam segenap medan kehidupan.

Tentu tujuan mulia tersebut tidak hanya berada di tangan pendidik. Pendidikan secara makro dan mikro menjadi tanggungjawab semua kalangan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan dan negara.

Dalam lingkup tersebut, tugas-tugas pengasuhan (parenting) yang dilandasi semangat kemanusiaan berbasis kekuatan fisik, intelektual dan mental (spiritual) menjadi hal yang sangat penting. Para pendidik harus lebih banyak belajar dan belajar dalam tugasnya mendidik. Berkenaan dengan itu, diharapkan para pendidik sanggup menjadi teladan yang dengan segala aktivitasnya diarahkan supaya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

” Rangkaian kegiatan Parenting Session dilanjutkan dengan Roadshow Rumah Baca Keliling dan Bazaar Perlengkapan Pendidikan Selama 25-31 Mei 2008 di sekolah-sekolah sekitar kecamatan Gunung Jati, Suranenggala dan Kapetakan,” tambah Sri Susilawati, Ketua Panitia.[]

Tidak ada komentar: