Selasa, 11 November 2008

MUKERCAB DPC PKS GUNUNG JATI

DPC PKS Kecamatan Gunung Jati tengah bersiap-siap membuat perhelatan Musyawarah Kerja Cabang yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Nopember 2008 bertempat di Markaz Da'wah DPC PKS Gunung Jati di Desa Kalisapu. Pada Mukercab ini insyaallah akan dihadiri oleh seluruh kader dan simpatisan PKS di tingkat Ranting se-Kecamatn Gunung Jati, juga akan hadir para CAD Kabupaten Cirebon juga CAD Provinsi Ust. Anwar Yasin dan CAD Pusat Ust. Mahfud Siddiq. Diharapkan dengan dilaksanakannya Mukercab ini akan menjadi titik start awal bagi pemenangan pemilu 2009 yang hanya tinggal kurang dari 6 bulan. Mukercab kali ini mengambil tema " Songsong kemenangan, raih satu kursi DPRD dari Kecamatan Gunung Jati ", demikian disampaikan oleh ketua pelaksana mukercab, Bang Misna. Acara ini juga akan dimeriahkan oleh nasyid, bazaar murah dan pameran foto.

Senin, 15 September 2008

Situasi sosial dan politik masyarakat kabupaten cirebon belakangan ini makin memanas, terkait beberapa agenda sosial-politik. pada ramadhan ini BLT mulai dicairkan pada masyarakat, para petani yang kebanjiran dana PUAP menjadi harap-harap cemas, dari kondisi politik ada hiruk pikuk menjelang pilkada bupati yang agendanya molor terus......entah kenapa, waktu udah sempit, tapi masing2 calon belum mendapat no urut. bandingkan dengan kabupaten lain yang tanggal pelaksanaan pilkadanya sama (kabupaten subang) bahkan lebih cepat (kabupaten Kuningan). Susah menebak maunya KPUD atau incumbent........trus ada juga baligo black campaign yang menyerang pihak DAMAR oleh oknum, yang telah diproses melalui jalur hukum.
itulah keadaan di tingkat kabupaten, di desa pun tak mau kalah. baru2 ini didesa di kecamatan gunung jati ada beberapa orang (orangnya caleg partai tertentu) menghasut para pemuda untuk ramai2 membubarkan PKS di desa tersebut setelah ramadhan ini. alih2 mendapat simpati para pemuda yang notabene simpatisan PKS, ajakan itu malah menjadikan simpati mereka terhadap PKS makin besar.
mudah2an beberapa kejadian diatas mampu membuat masyarakat kita menjadi lebih cerdas dan dewasa menyikapinya, dan membuat PKS kita lebih besar...ALLAHU AKBAR......

By : noris

Hentikan Polarisasi Nasionalisme-Agama

Pendekatan dan pembangunan peradaban bangsa Indonesia ini tidak bisa diserahkan pada wacana-wacana yang memecah belah bangsa. Berbagai pemikiran dan pendekatan yang bersifat mengotak-ngotakkan warga negara dari sudut etnis Jawa dan luar Jawa, pribumi dan nonpribumi, juga harus dilampaui.


Jakarta, Kompas - Indonesia baru tidak perlu lagi mempertegas batasan Islam dan nasionalis. Polarisasi semacam ini tidak menguntungkan bagi peradaban baru Indonesia. Itu sebabnya bangsa ini perlu menghentikan wacana polarisasi nasionalis-agama.

”Bangsa ini perlu mengajukan wacana baru agar bisa maju dalam peradaban bangsa-bangsa di dunia,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta, Senin (15/9).

Menurut dia, pendekatan dan pembangunan peradaban bangsa Indonesia ini tidak bisa diserahkan pada wacana-wacana yang memecah belah bangsa. Berbagai pemikiran dan pendekatan yang bersifat mengotak-ngotakkan warga negara dari sudut etnis Jawa dan luar Jawa, pribumi dan nonpribumi, juga harus dilampaui.

”Pendekatan semacam ini dalam skala integritas nasional tidak menguntungkan dalam pembangunan peradaban bangsa,” ujarnya.

Peradaban bangsa Indonesia, menurut Anis Matta, terlalu mahal jika harus dibayar dengan konflik, pengotak-ngotakan masyarakat, dan stereotip.

Misalnya, stereotip tentang kelompok China dan Islam. Menurut Anis Matta, masih menyisakan kecurigaan terhadap kelompok lainnya.

”Dalam kasus Indonesia, saat ini seolah-olah orang di luar Jawa mimpi yang paling tinggi hanya boleh sampai wakil presiden. Ini juga tidak betul,” ujarnya.

Sepakat dengan Anis Matta, Sekretaris Jenderal Baitul Muslimin Zainun Ahmadi mengatakan, wacana polarisasi agama dan nasionalis memang tidak perlu lagi dihidup-hidupkan.

”Bagi kita, masalah itu sudah final tidak perlu dipermasalahkan lagi. Kita perlu kearifan lokal, betapa tampilan bernegara tidak bisa eksklusif. Ada golongan lain yang hidup dalam masyarakat majemuk,” ujar Zainun.

Menurut dia, problem kebangsaan memang tidak bisa diselesaikan oleh satu kelompok masyarakat saja. Semua kelompok masyarakat harus saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan problem kebangsaan.

”Tanpa kerja sama ini, kita tidak mungkin bisa berhasil sebagai bangsa. Kita tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang unggul,” ujarnya.

Di Makassar, saat melakukan sahur bersama dengan fungsionaris dan calon anggota legislatif PKS Sulawesi Selatan, Anis Matta juga mengatakan hal yang sama, yakni saatnya tidak lagi terjebak pada hal-hal yang bersifat dikotomis.

Terkait dengan itu, Anis menegaskan, dengan tampilnya PKS sebagai partai terbuka, ke depan PKS siap berkoalisi dengan partai mana pun asalkan sepaham dalam agenda. (mam/NAR)


Sumber: Koran Kompas
Pengirim: Muhammad Hilal N

Kamis, 17 Juli 2008

Mencari Pemimpin (muda) Indonesia


Yudi: Mars PKS Membuat Saya Merinding


“Ini saya terus terang merinding. Kalau ini menjadi satu kesatuan sikap dan semangat untuk membuat suatu perubahan pada peradaban. PKS punya tanggung jawab moral yang luar biasa,” kata Yudi Chrisnandi pada acara diskusi politik menjelang Pemilu 2009.


PK-Sejahtera Online: Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Yudi Chrisnandi merasa tergetarkan jiwanya saat mendengarkan lagu mars PKS. Yudi mengaku, lirik "kibarkan tinggi panji Allah" membuat bulu kuduknya merinding. Hal tersebut dikatakannya saat diskusi Politik PKS “Mencari Pemimpin (muda) Baru Indonesia” di Hotel Kartika Chandra, Rabu(16/7).

“Saya merinding mendengarnya. Sampai saya catat liriknya, lantangkan suara hati nurani. Ini kan dahsyat,” kata Yudi.

Yudi menerangkan, sangat sedikit pemimpin bangsa yang mau menyuarakan kebenaran dengan hati nuraninya. Tapi PKS punya platform seperti ini.

Yudi membahas lagu mars PKS saat memberikan komentar tentang kualitas kader-kader PKS yang belum memiliki presidensial capacity, presidensial group, presidensial character.

“Kalau PKS memiliki kader-kader terbaik, Alhamdulillah. Tapi kalaupun belum saya rasa PKS memiliki instrumen untuk menemukan itu,” katanya di hadapan peserta diskusi.

Lebih lanjut Yudi mencoba mengartikan lirik lainnya: lahirkan pemimpin yang adil sejati. Menurut politisi Golkar ini, PKS tidak hanya melahirkan pemimpin yang adil, tapi juga jujur, bertanggung jawab, visioner, disiplin, bekerja sama, responsive, peduli. “Itu harus menjadi kajian utama,” katanya.

Kalimat terakhir dalam lagu itu, lanjut Yudi, kibarkan tinggi panji Allah. “Ini saya terus terang merinding. Kalau ini menjadi satu kesatuan sikap dan semangat untuk membuat suatu peruabahan pada peradaban. PKS punya tanggung jawab moral yang luar biasa,” katanya.

Lirik terakhir yang dibahas adalah menciptakan Indonesia penuh berkah. “Ini penuh berkah seperti apa?Apakah kondisi seperti sekarang ini sudah berkah atau belum?” tanya Yudi. Arti keberkahan menurutnya menjadi tantangan buat bangsa Indonesia.

Menurutnya, Indonesia yang penuh berkah itu adalah Indonesia yang mampu mengatasi lima permasalahan utama yaitu kemiskinan, kebodohan, korupsi, ketidakadilan dan ketergantungan pada dana asing.



Pengirim: Mohammad Yusuf Update: 16/07/2008 Oleh: Mohammad Yusuf

Sabtu, 12 Juli 2008

PKS Percepat Pertumbuhan Koperasi Syariah


PKS dan Koperasi Syariah Indonesia (KOSINDO) yang didirikan pada tahun 1998 dengan jumlah anggota koperasi primer lebih di 400 kota dan kabupaten di Indonesia berkomitmen menggerakkan koperasi syariah dan berupaya mempercepat pertumbuhannya di Indonesia


PK-Sejahtera Online: Koperasi syariah ternyata telah memberikan dampak yang cukup positif terhadap pelaku usaha mikro di tanah air. Dalam waktu yang singkat koperasi syariah telah membantu lebih dari 920 ribu usaha mikro di tanah air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di Indonesia. Jenisnya sangat beragam dari koperasi pondok pesantren (kopontren), koperasi masjid, koperasi perkantoran hingga koperasi pasar (kopas). Sistim bagi hasil yang dikenalkan masyarakat ternyata cukup mudah diterima dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengedepankan asas gotong royong dan kejujuran. Terdapat lebih dari 3020 koperasi syariah yang berkembang dengan berbagai macam ragam kondisi kelembagaannya.


Dunia perbankan saat ini tengah mengalami kelebihan likuiditas dan tersimpan dalam SBI per April 2007 sebesar 202,5 trilyun (Sumber BI), suatu fakta bahwa telah terjadi penurunan fungsi intermediasi perbankan, yaitu fungsi untuk menyalurkan dana yang diterima dari masyarakat (nasabah penabung/penyimpan) kepada dunia usaha atau sektor riil. Disisi lainnya kesulitan mengakses perbankan dihadapi oleh usaha mikro, dikarenakan standar kelayakan perbankan yang sulit dipenuhi oleh pelaku usaha mikro. Kondisi ini diatasi dengan keberadaan Koperasi Syariah yang terbiasa dengan usaha yang skala dan transaksi kecil (mikro) serta berada di lokasi-lokasi yang selama ini sulit tersentuh sepenuhnya oleh jaringan perbankan.


Kenyataannya jumlah koperasi syariah masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan usaha mikro yang mencapai 39,72 juta usaha dan menyerap 88% tenaga kerja. Karena itu penumbuhan koperasi syariah merupakan upaya strategis untuk mendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan. Penumbuhan koperasi syariah juga penting dalam rangka meningkatkan keluarga prasejahtera, sehingga bukan sekedar intermediasi financial, melainkan juga intermediasi social. Menurut data BPS, terdapat lebih dari 10 juta usaha kecil dan mikro yang belum tersentuh jasa layanan perbankan. Kondisi ini menjadi perluang bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi syariah bagi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Apalagi dari data pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ternyata perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya LKM.


Kelahiran Koperasi Syariah di Indonesia dilandasi oleh Kepututsan Menteri (Kepmen) Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah . Kepmen ini memafasilitas berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS), dengan adanya sistim ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syariah. Dengan demikian dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia mutlak diperlukan adanya Undang-Undang Koperasi Syariah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari Koperasi Syariah itu sendiri.


Untuk itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pelaku koperasi syariah di bawah Koperasi Syariah Indonesia (KOSINDO) yang didirikan pada tahun 1998 dengan jumlah anggota koperasi primer lebih di 400 kota dan kabupaten di Indonesia berkomitmen menggerakkan koperasi syariah dan berupaya mempercepat pertumbuhannya di Indonesia sehingga mampu menjadi mediasi pertumbuhan sektor riil yang merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi bangsa sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. (Iman)



Pengirim: Ningsih Update: 12/07/2008 Oleh: Ningsih

PKS Dapat Nomor 8, Tifatul Bikin Pantun



Jakarta - Berbagai reaksi spontan ditunjukkan para pimpinan partai usai mengambil nomor urut partai peserta Pemilu 2009. Presiden PKS Tifatul Sembiring langsung membikin pantun saat mengetahui partainya berada di urutan delapan.

"Nomor itu nomor puncak, setelah saya dapat nomor 8 saya langung bikin pantun," ujar Tifatul di Sekretariat KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2008).

Tifatul lantas melantunkan pantun yang ditulisnya di belakang kertas nomor peserta pemilu itu.

"Cantik Selendang Putri Melayu, Menata bunga di atas nampan. Kalau ingin Indonesia maju, Pilih saja nomor delapan," ucapnya disambut gelak tawa wartawan.

Ditanya mengenai anggaran PKS untuk pemilu mendatang, Tifatul mengatatakan, anggaran diambil dari kas masing-masing kader.

Kalau capres? "Mengenai capres diserahkan kepada Majelis Syuro PKS," pungkasnya.(irw/nrl)



Sumber: DetikCom
Pengirim: Mohammad Yusuf

Kamis, 03 Juli 2008

Ini Dia Jadwal Baru Pemilu 2009



Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan perubahan jadwal Pemilu 2009 mendatang. Pencoblosan yang semula tanggal 5 April 2009 diundur menjadi tanggal 9 di bulan yang sama.

"Tanggal 5 itu hari Minggu dan ada hari raya Cina, Chengben. Hal ini menyebabkan etnis Tionghoa, warga Kristen Protestan dan Katolik tidak dapat berpartisipasi maksimal dalam pemilu," ujar Ketua KPU Abdul Hafidz Anshary di Sekretariat KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2008).

Anshary mengatakan, diubahnya jadwal pemilu juga karena adanya keputusan MK soal anggota DPD yang harus berdomisili di provinsi yang bersangkutan. Sehingga pihaknya membutuhkan waktu untuk merevisi peraturan KPU No 13/2008 tentang pencalonan anggota DPD.

"Alasan lainnya ada desakan parpol yang meminta tambahan waktu untuk mematangkan persiapan menghadapi pemilu," imbuh Anshary.

Menurutnya, keputusan perubahan jadwal pemilu ini bukan diambil KPU secara sepihak. KPU telah mengkonsultasikannya baik kepada presiden, MK, maupun Komisi II DPR.

Mengenai ditetapkannya tanggal 9 sebagai hari pencoblosan, Anshary beralasan untuk memberi ruang dan waktu KPU untuk mengantisipasi kekurangan-kekurangan sebelum pemilu.

"Lalu tanggal 9 itu juga tanggal bagus karena nilainya paling tinggi," pungkasnya sambil bercanda.

Berikut jadwal pemilu yang baru:

1. Penetapan verifikasi partai politik, 5 - 7 Juli 2008
2. Pengumuman parpol peserta pemilu dan nomor urut parpol, 9 Juli 2008
3. Penetapan daerah pemilu, 8 - 10 Juli 2008
4. Sosialisasi pencalonan daerah pemilu, 14 Juli 2008
5. Pendaftaran calon anggota DPD diperpanjang sampai dengan 14 Juli 2008
6. Masa kampanye selain rapat umum, 12 Juli 2008 - 5 April 2009
7. Kampanye rapat umum, 17 Maret 2009 - 5 April 2009
8. Masa tenang, 6 - 8 April 2009
9. Pencoblosan, 9 April 2009. ( irw / nrl )


Sumber: DetikCom
Pengirim: Mohammad Yusuf

Kamis, 26 Juni 2008

RAKOR DPC PKS GUNUNG JATI

Terkait dengan beberapa agenda dakwah ke depan jajaran pengurus DPC PKS kecamatan gunung jati menggelar rapat kordinasi rutin bulanan pada tanggal 23 Juni 2008 yang bertempat di desa wanakaya, dihadiri seluruh pengurus DPC dan perwakilan ranting PKS. dalam acara tersebut yang dipandu oleh ketua DPC PKS gunung jati Noris Nur Iswahyudi, S.si, kembali mmenegaskan kepada seluruh kader untuk mengokohkan kambali struktur yang sudah terbina dengan memperluas struktur hingga tingkat RW. seruan ini disambut positif oleh pengurus ranting dengan segera menyebut dan mendata nama-nama yang akan dicalonkan untuk menjadi kordinator RW untuk kemudian diadakan silaturahmi.
untuk pertemuan yang akan datang diagendakan membahas persiapan Pilkada Bupati oktober mendatang dan persiapan kampanye Parpol yang dimulai bulan juli.

FPKS Dukung Interpelasi BBM


Laurencius Simanjuntak - detikcom Jakarta - DPR akan segera memutuskan apakah akan menggunakan hak angket atau interpelasi terhadap kebijakan kenaikan harga BBM. Fraksi PKS memilih hak interpelasi.


"Fraksi PKS mendukung hak interpelasi soal kebijakan BBM. Tapi jika terjadi voting FPKS membuka ruang kepada anggotanya untuk memilih hak angket," kata Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq sebelum sidang paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/6/2008).

Menurut Mahfudz di kalangan DPR memang masih ada perdebatan antara memilih hak angket atau interpelasi. UU APBNP 2008 memberi ruang bagi pemerintah mengambil tindakan jika harga minyak dunia lebih dari US$ 100 per barel.

"Di sisi lain ada yang menganggap itu melanggar UU, oleh karena itu tergantung dasar hukumnya," imbuh Mahfudz.

Mahfudz menjelaskan, pilihan antara interpelasi dan angket punya pertimbangan masing-masing. Jika dasar hukum untuk hak angket ini kuat, anggota FPKS juga mungkin memberi dukungan. ( fay / ana )


Sumber: DetikCom
Pengirim: Khairunnisa Update: 24/06/2008 Oleh: Khairunnisa

Selasa, 17 Juni 2008

Klab Guru ”share for Indonesia” - Rumah Baca Pelangi Gelar Parenting Session

Pendidikan sebagai kunci awal kebangkitan nasional yang bermula pada tahun 1908 menelurkan spirit kemajuan pada bangsa ini. 100 tahun berikutnya, pendidikan masih menjadi kunci keberhasilan dari pembangunan peradaban. Pendidikan tak bisa dilepaskan begitu saja dalam pembangunan bangsa ini.

Meski zaman berubah dan memiliki karakter tersendiri, pendidikan tetap menjadi sarana utama yang harus disesuaikan dengan perubahan karakter zaman. Sejatinya, pengelolaan pendidikan juga harus difokuskan pada beberapa hal, di antaranya menekankan rasa kemanusiaan pada diri peserta didik hingga setiap diri menyadari akan eksistensi orang lain dan hak-hak mereka. Selain itu pendidikan juga perlu berfokus menekankan kepribadian dengan segala karakteristiknya, untuk menjaga eksitensi umat melaui wawasan kebangsaannya.

Pembahasan tersebut menjadi topik seru dalam Diskusi Harkitnas 2008, yang digelar Klab Guru ’Share For Indonesia’ bekerjasama dengan Rumah Baca Pelangi Pos WK Kecamatan Gunung Jati di Rumah Makan Ampera Tuparev, Cirebon pada 25 Mei 2008. Bincang-bincang bertema ”Filosofi Pendidikan Anak dalam Keluarga dan Sekolah Menurut Islam dan Keilmuan” ini menghadirkan Kepala TKIT Sabilul Huda Cirebon H. Titi Inayah, SE dan Dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon, Ida Ri’aeni Iswahyudi, S.Sos.

Diharapkan para pendidik maupun peserta didik memiliki kesadaran akan tujuan pendidikan yaitu menyiapkan generasi untuk hidup lebih baik, dari segi material maupun spiritual. Tentu dengan persiapan fisik, intelektual dan mental,” papar Ida Iswahyudi yang juga Koordinator Klab Guru.

Fokus pendidikan juga diupayakan mampu melahirkan insan yang berjiwa kuat, bangga dengan agama dan bangsanya, berusaha membebaskan negeri dari hegemoni asing; memahami kewajiban terhadap Tuhan, diri dan bangsanya; serta membekali peserta didik dengan bekal dan pengetahuan yang mumpuni untuk bergelut dalam segenap medan kehidupan.

Tentu tujuan mulia tersebut tidak hanya berada di tangan pendidik. Pendidikan secara makro dan mikro menjadi tanggungjawab semua kalangan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan dan negara.

Dalam lingkup tersebut, tugas-tugas pengasuhan (parenting) yang dilandasi semangat kemanusiaan berbasis kekuatan fisik, intelektual dan mental (spiritual) menjadi hal yang sangat penting. Para pendidik harus lebih banyak belajar dan belajar dalam tugasnya mendidik. Berkenaan dengan itu, diharapkan para pendidik sanggup menjadi teladan yang dengan segala aktivitasnya diarahkan supaya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

” Rangkaian kegiatan Parenting Session dilanjutkan dengan Roadshow Rumah Baca Keliling dan Bazaar Perlengkapan Pendidikan Selama 25-31 Mei 2008 di sekolah-sekolah sekitar kecamatan Gunung Jati, Suranenggala dan Kapetakan,” tambah Sri Susilawati, Ketua Panitia.[]

Jumat, 13 Juni 2008

Workshop Citizen Journalism Tingkat Sekolah Menengah se-Kota Kabupaten Cirebon Oleh Pikiran Rakyat

Workshop Citizen Journalism Tingkat Sekolah Menengah se-Kota Kabupaten Cirebon
Pemateri yang akan memberikan pelatihan :

1. H. Budhiana / Wakil Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat.
2. Islaminur Pempasa / Redaktur Pelaksana Pikiran Rakyat.
3. Dudi Sugandi / Redaktur Photo Pikiran Rakyat.
4. Erwin Kustiman / Asst. Redaktur Pendidikan Pikiran Rakyat.
5. Tisha / Wartawati Suplemen Belia.
6. Bonni Irawan / Tim Convergensi Pikiran Rakyat.
7. Diding A. Karyadi / Pemimpin Redaksi Harian Mitra Dialog.
8. I Made Castra / Kartunis Harian Mitra Dialog.

Peserta Pelatihan

1. Peserta pelatihan adalah merupakan delegasi pelajar yang berasal dari SMA/Sederajat yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon
2. Jumlah masing-masing delegasi dibatasi maksimal 5 (lima) orang dari setiap sekolah, atau secara keseluruhan jumlah peserta pelatihan maksimal adalah sebanyak 160 orang.
3. Peserta tidak dikenakan biaya pelatihan.
4. Peserta akan mendapatkan kontraprestasi berupa :
o Sertifikat
o Cenderamata
o Konsumsi selama pelatihan
5. Bagi para peserta diwajibkan membawa laptop yang dilengkapi dengan fasilitas WiFi


Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada,

Hari : Selasa dan Rabu
Tanggal : 24 – 25 Juni 2008
Tempat : SMA Santa Maria 1
Jl. Sisingamangaraja No. 12
Cirebon, Jawa Barat
Waktu:
Selasa, 24 Juni 2008 sampai Rabu, 25 Juni 2008
Jam: 08:00 sampai 16:00

Tiga Tugas Dai Dalam Memenangkan Dakwah

dakwatuna.com - Siyasah Da’wah (politik dakwah) menegaskan prinsip bahwa kader penggerak dakwah adalah aset utama gerakan (rashidul harakah). Kekuatan dakwah bertumpu pada daya soliditas, responsivitas, dan produktivitas para kader penggeraknya dalam melakukan manuver dakwah (munawarah da’wiyah). “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

Selain unsur kader penggerak dakwah adalah kekuatan sarana (anashirul-wasail) dan sifatnya hanya sebagai pendukung kesuksesan manuver dakwah para kader penggerak dakwah. “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak ketahui, sedang Allah mengetahuinya….” (Al-Anfaal: 60)

Berpijak pada prinsip itu, ada tiga tugas penting yang harus dijalankan pada dai dalam kancah ma’rakah da’wah (bisa dalam bentuk amal tabligh, siyasiyah (politik) hingga ghazwah (perang)). Pertama, seorang kader penggerak dakwah harus punya tugas moral untuk menjadi penggerak semua rekan-rekan seperjuangnya untuk mau berpartisipasi dalam pemenangan dakwah. Ini dilakukan dengan membangkitkan orientasi perjuangan (ittijah jihadiyah) sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu dari orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (Al-Anfaal: 65)

Kedua, seorang penggerak dakwah yang sejati senantiasa mengawal perjuangan rekan-rekan seperjuangannya agar mampu menjaga syakhsiyah rabbaniyah, sebagaimana telah ditempa sebelumnya dalam proses panjang tarbiyah. Ma’rakah siyasiyah, sebagai contoh, adalah medan ujian bagi soliditas kepribadian (matanah syakhsiyah) para kader penggerak dakwah, sebagai medan aktualisasi nilai dan fikrah yang diyakini kebenarannya, serta sebagai medan tarbiyah maydaniyah (pendidikan lapangan) yang sangat berharga. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan musuh, maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah….” (Al-Anfaal: 45-47)

Ketiga, seorang penggerak dakwah yang istiqomah akan selalu melakukan konsolidasi kepribadian dan barisan dengan rekan-rekan seperjuangannya, baik ketika bersiap maupun ketika kembali dari medan ma’rakah. Tidak bisa dinafikan bahwa akan muncul masalah-masalah operasional (qadhaya tathbiqiyah) yang menimpa sebagian jajaran kader dakwah sebagai konsekuensi gesekan dan benturan di lapangan dakwah. Terutama ketika medan yang mereka masuki adalah medan ma’rakah siyasiyah yang penuh fitnah. Karena itu, konsolidasi dan merapatkan barisan adalah solusi yang harus senantiasa dilakukan; dan sarananya adalah kembali melakukan tarbiyah. “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya (dari medan perang), supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (At-Taubah: 122)

Inilah tiga tugas penting yang harus dilakukan seorang kader penggeraka dakwah jika ingin memenangkan dakwah di setiap medan ma’rakah. Tugas ini harus dilakukan secara terus menerus. Dengan begitu, ia bisa menjadi kader penggerak dakwah yang responsif secara cepat dan tepat kala dakwah membutuhkannya.

Tentu saja untuk menjadi kader dakwah yang seperti itu bukan perkara ringan. Namun, itu juga sebuah kemestian. Sebab, kelalaian seorang kader penggerak dakwah untuk menunaikan ketiga tugasnya itu, akan berakibat fatal. Setidaknya dakwah harus membayar perjuangan meraih kemenangannya dengan harga yang lebih mahal karena terjadi kekeroposan pada kekuatan internal para pengasungnya. Bila ini terjadi, kejayaan Islam, tegaknya syariat Allah di muka bumi, dan umat yang memiliki izzah (harga diri) hanya tinggal mimpi. Naudzu billahi min dzalik.

Oleh: Tim dakwatuna.com
Kirim

Selasa, 10 Juni 2008

Pilkada Sumsel

PKS Dukung Helmi Yahya Dampingi Syahrial Oesman

Pasangan Cagub-cawagub Sumatera Selatan Syahrial Oesman-Helmi Yahya mengambil formulir pendaftaran peserta Pilgub Sumsel di Sekretariat KPUD Sulsel, Jl Nyoman Ratu Jakabaring, Palembang, Sumsel, Selasa (10/6/2008).


Palembang - Pasangan Syahrial Oesman-Helmi Yahya yang diusung PDI Perjuangan untuk Pilkada Sumatera Selatan, kini mendapat dukungan dari DPW PKS Sumsel.

Keputusan ini diambil melalui Rakerwil DPW PKS Sumsel di sekretariat DPW PKS Sumsel, Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Minggu (08/06/2008). Hal itu diungkapkap Ketua DPW PKS Sumsel, Yuswar Hidayatullah, kepada detikcom, melalui telepon.

"Kami mendukung Helmi Yahya mendampingi Syahrial Oesman lantaran dia memang pantas. Selain muda, berpendidikan, juga dia memiliki hubungan yang bagus dengan PKS. Terutama saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu," kata Yuswar.

Menurut Yuswar, pilihan tokoh muda memang merupakan jawaban PKS atas krisis kepemimpinan yang berlangsung di Indonesia saat ini. "Kami yakin betul Helmi akan mampu mendampingi Syahrial Oesman dalam memimpin Sumsel ke depan, membuat pembangunan fisik dan humaniora di Sumsel kian menjadi baik," kata Yuswar. ( tw / aba )








Sumber: DetikCom
Pengirim: Mohammad Yusuf Update: 11/06/2008 Oleh: Mohammad Yusuf

Rabu, 04 Juni 2008

Mengokohkan Jati Diri dan Citra PKS

M Sohibul Iman

Perolehan suara pada Pemilu 2004 yang sangat spektakuler tidak terlepas dari kenyataan bahwa 'Bersih dan Peduli' bukan semata slogan, tapi kristalisasi bukti-bukti di lapangan sejak partai ini berdiri tahun 1998 (sebelumnya Partai Keadilan). 'Bersih dan Peduli' dengan mudah diatribusikan kepada PKS karena memang nilai-nilai itu dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.


Ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa 'Bersih dan Peduli' bukan semata slogan, tapi kristalisasi bukti-bukti di lapangan sejak partai ini berdiri tahun 1998 (sebelumnya Partai Keadilan). 'Bersih dan Peduli' dengan mudah diatribusikan kepada PKS karena memang nilainilai itu dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.

Sampai kadar tertentu 'Bersih dan Peduli' telah menjadi brand image sekaligus specific knowledge PKS. Brand image terkait dengan pencitraan diri, sementara specific knowledge terkait dengan penciptaan nilai (value creation) dan penyebaran manfaat (benefit delivery). Penciptaan nilai dan penyebaran manfaat merupakan orisinalitas (jati diri), sementara citra merupakan buah atau cermin dari orisinalitas. Citra tidak dapat diciptakan dengan kemasan dan pemasaran semata, secanggih apa pun.

Kemasan dan pemasaran tanpa orisinalitas melahirkan citra semu. Citra sejati dibangun oleh orisinalitas ditambah kemasan dan pemasaran yang baik. PKS akan menggelar mukernas pada 1-3 Februari 2008 di Bali. Salah satu agenda pentingnya revitalisasi dan pengokohan citra 'Bersih dan Peduli'. Dalam dokumen falsafah perjuangan dan platform pembangunan PKS yang diterbitkan Desember 2007, citra itu tetap menjadi positioning partai.

Bersih cermin kesalehan moral, sementara peduli cermin kesalehan sosial. Dalam kedua dokumen ini ditegaskan bahwa untuk dapat memimpin bangsa dibutuhkan juga kesalehan profesional. Maka, slogan PKS menjelang Pemilu 2009 adalah 'Bersih, Peduli, dan Profesional'. Pemaknaan profesional adalah dimilikinya kompetensi inti, kecakapan manajerial, kemampuan berpikir strategis, dan sikap terbuka (open minded). Introspeksi

Sejak PKS menjadi bagian dari koalisi SBY-JK tahun 2004, citra 'Bersih dan Peduli' kurang kuat menggema. Kisah-kisah heroik sebelum 2004 yang merupakan pembuktian 'Bersih dan Peduli' di ruang publik seakan tenggelam oleh langkah-langkah politik yang mencerminkan kegamangan antara sebagai partai oposisi atau bagian dari pemerintahan. Tentu ini dapat dimaknai positif sebagai proses pembelajaran dan pencarian bentuk ideal partai dakwah. Dalam kacamata dakwah, di antara prinsipnya adalah amar ma'ruf nahiy munkar, fastabiqul khoirot, dan maslahat umat, partai oposisi dan partai pemerintah tidak dilihat dalam oposisi biner. Selalu ada ruang dan posisi yang bisa diisi untuk menjembatani keduanya.

Di sisi lain, ini juga dapat dilihat secara negatif sebagai trial and error yang dapat menggerus citra itu. Trial and error memang bagian dari proses pembelajaran. Namun, pembelajaran yang baik tentu ada evaluasi dan kerangka waktu yang jelas. Keduanya dibutuhkan agar proses pembelajaran selalu on the right track dan dapat mengukur dengan jelas kemajuan pembelajaran itu sendiri. Dengan itu pembelajaran menjadi efektif dan modal dasar 'Bersih dan Peduli' dapat dipertahankan dan dikokohkan serta disinergikan dengan citra profesional.

Jelas bahwa lonjakan lima kali lipat perolehan suara PKS telah mengantarkan makin banyaknya kader-kader PKS yang menduduki jabatan-jabatan publik, baik legislatif maupun eksekutif, di pusat maupun daerah. Ini membawa konsekuensi PKS berhadapan dengan tantangan-tantangan dan peluang-peluang kekuasaan politik dan ekonomi yang makin besar.

Tarik menarik antara tantangan dan peluang ini tentu saja harus disikapi dengan arif dan hati-hati agar tidak terjebak dalam pragmatisme dan perilaku politik primitif. Pada titik ini penerjemahan dan elaborasi makna 'Bersih dan Peduli' perlu semakin diperjelas. Disadari bahwa dalam perjalanan 3,5 tahun sejak 2004 penerjemahan ini belum membuahkan satu kejelasan dan standardisasi makna 'Bersih dan Peduli' versi PKS. Yang terlihat adalah ijtihad-ijtihad pribadi para kader dalam menerjemahkan 'Bersih dan Peduli' ketika berhadapan dengan tantangan dan peluang.

Karenanya, pemaknaan 'Bersih dan Peduli' PKS menjadi terasa beragam. Tentu ini tidak menguntungkan bagi penciptaan brand image) PKS, bahkan dapat mengaburkan orisinalitasnya. Untuk itu dalam mukernas di Bali, PKS akan dengan serius mengevaluasi masalah ini dan berupaya menerjemahkan makna 'Bersih, Peduli, dan Profesional' dalam konteks ruang publik yang lebih luas sehingga ada standar pemahaman tentang ketiganya. Diharapkan ini dapat memperjelas orisinalitas dan mengokohkan citra PKS. Nasionalis substantif Dalam mukernas di Bali juga akan digelar dialog kebudayaan dan kebangsaan dengan menampilkan tokoh-tokoh nasional maupun pengamat asing. Ini untuk membincangkan pemaknaan dan pencarian format keterbukaan dan nasionalisme baru yang sesuai dengan semangat zaman (kekinian) dan kondisi riil Indonesia yang majemuk (kedisinian).

Bagi PKS substansi keterbukaan dan nasionalisme sudah selesai. Yang diperlukan adalah pemaknaan dan reformatisasi dalam konteks tantangan zaman baru yang terus berubah, baik di tingkat global, kawasan, maupun dalam negeri. Kesadaran ideologis universal, tuntutan yuridis formal, dan kenyataan empiris masyarakat yang majemuk menjadikan masalah keterbukaan dan nasionalisme sudah selesai di tingkat institusional semua parpol (juga ormas) yang telah disahkan pemerintah. Yang sulit di tingkat pergaulan dan perilaku politik sehari-hari.

Di kalangan kader dan simpatisan parpol (juga ormas) masih banyak yang belum memiliki kemampuan bergaul secara spontan (spontaneous sociability) dengan seluruh elemen bangsa dikarenakan sekat-sekat partai (juga ormas) masing-masing. Di kalangan elite juga masih banyak yang berpolitik dengan mengeksploitasi sentimen-sentimen primordial untuk meraih simpati konstituen.

Jadi, persoalan keterbukaan dan nasionalisme bukan terletak pada klaim-klaim verbal dan seberapa majemuk kepengurusan suatu partai (juga ormas) tapi lebih pada bukti-bukti substantif-faktual. Ini terkait dengan mind set dan kejujuran pelaku partai (juga ormas) terhadap logika sehat, nurani bersih, dan nilai luhur.

Dalam dialog kebudayaan dan kebangsaan PKS juga akan membincangkan masalah itu agar seluruh kader dan elite partai mendapat wawasan lebih luas dan memiliki kemampuan bergaul secara spontan dengan seluruh elemen bangsa. PKS meyakini reformasi dan transformasi bangsa ini hanya dapat dilakukan oleh suatu critical mass (di dalam maupun di luar PKS) yang memiliki kesalehan moral, kesalehan sosial, dan kesalehan profesional, serta memiliki daya rekat bangsa. Mereka ini akan tampil menjadi sosok nasionalis substantif, bukan nasionalis pragmatis.



Pengirim: Mohammad Yusuf Update: 01/06/2008 Oleh: Navis

Dinamika Sosial Budaya PKS


Karakter PKS mengkristal dan mencapai kulminasi dalam Pemilu 2004. Sejak itu perkembangan nasyid bergulir cepat, sehingga muncul genre alternatif. Ada nasyid parodi (Gondes Semarang) yang mengadopsi teknik Project P.Nasyid "klangenan" seperti Justice Voice (Yogyakarta) dan nasyid rap berbahasa Sunda (Ebiet Beat A dari Bandung).


Banyak pengamat mencermati kebangkitan Partai Keadilan Sejahtera sebagai bukti kemampuan partai politik (parpol) Islam untuk mengemas isu-isu publik, semisal antikorupsi dan pelayanan sosial.

Padahal, selama ini parpol Islam dan partai berbasis agama pada umumnya, terpenjara isu-isu religius dan ideologis. Kemenangan PKS bersama mitra koalisinya dalam pemilihan kepala daerah terkini di Jawa Barat (PAN) dan di Sumatera Utara (PPP dan PBB) menunjukkan partai Islam bisa menandingi partai nasionalis dan menangkal pragmatisme dalam derajat tertentu.

Analisis pengamat lebih terfokus pada efektivitas mesin politik atau popularitas kandidat. Belum ada yang secara serius menelaah faktor sosial-budaya.Kebangkitan PKS didukung lahirnya generasi baru di era transisi (1998-2008). Generasi ini telah mematahkan ambisi para elite status quo.

Kita bisa menyebutnya generasi AAC (Ayat-ayat Cinta)—meminjam fenomena budaya terkini, sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazi yang terjual 450.000 kopi dan filmnya ditonton hampir 4 juta orang. Generasi ini dicirikan sifat kosmopolitan,semisal Fahri, yang kuliah di Universitas Al-Azhar (Mesir) dan bergaul dengan kawan berbeda latar: Kristen Koptik (Maria), modern Turki (Aisha), tradisional Arab (Naora), selain akrab dengan gadis Indonesia (Nurul).

Terlepas dari alur cerita AAC yang melankolis, hingga Presiden SBY menitikkan air mata ketika menontonnya, kisah Fahri adalah sublimasi dari pengalaman nyata ribuan kaum muda Indonesia yang kuliah/bekerja di mancanegara.Apa hubungannya dengan PKS? Pertama,pendiri PKS adalah kaum muda yang menikmati berkah pendidikan di era Orde Baru, sebagian di antara mereka alumni mancanegara.

Berbeda dengan tesis Sadanand Dhume (Yale Global Online, 1 Desember 2005) yang menyebut PKS sebagai ancaman nasional, lebih berbahaya lewat suara (ballot) ketimbang senjata (bullet).Dhume yang mantan wartawan Far Eastern Economic Review itu berkesimpulan PKS adalah partai radikal karena kadernya kebanyakan alumni Timur Tengah. Itu konklusi menggelikan karena sebagian besar pimpinan PKS bukan alumni Timur Tengah. Ada yang lulusan perguruan tinggi di Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Presiden pertama PK, Nur Mahmudi Ismail adalah alumni Universitas Texas. Presiden kedua,Hidayat Nur Wahid,memang alumni Universitas Madinah. Presiden pertama PKS yang jarang disebut orang, Muzammil Yusuf, produk asli Universitas Indonesia, walau sempat kursus bahasa Inggris di Australia dan kursus bahasa Arab di Mesir.

Presiden ketiga PKS, Tifatul Sembiring, yang menggantikan Hidayat, tercatat sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Trisakti. Dengan formasi seperti itu,terbantahkan pandangan yang menyebut PKS "partai fundamentalis"lantaran pimpinannya lulusan Timur Tengah, seperti simpulan Walter Lohman (The Heritage Foundation, 28 April 2008 ) yang mengikuti logika dangkal Dhume.

Simpulan lebih masuk akal adalah kecenderungan kosmopolitanisme PKS amat kuat karena tergolong generasi yang terpapar informasi global. Saat ini, sebagian kader PKS menyebar di berbagai negara Eropa, selain ada yang kuliah di Australia, Singapura,dan Taiwan. Fakta kedua, penulis novel AAC Habiburrahman El -Shirazy termasuk lingkungan dekat PKS.

Kang Abik yang menjadi guru di pesantren di Jawa Tengah itu mengakui kedekatannya dengan komunitas tarbiyah amat berperan dalam proses kreatifnya. Habib tercatat sebagai anggota Forum Lingkar Pena (FLP), asosiasi penulis muda yang beranggotakan 2.000 penulis tersebar di 125 kota. Menurut Taufik Ismail, "FLP adalah laboratorium penulis muda terbesar dalam sejarah sastra Indonesia."Tentu saja FLP tak berhubungan secara organisasional dengan PKS karena sifatnya nonpartisan.

Namun,publik mengetahui kader dan simpatisan PKS sangat aktif membentuk lembaga sosial dan asosiasi profesional di berbagai bidang. Perluasan pengaruh lembaga itu pada gilirannya menentukan pembesaran politik PKS. Perlu dicermati secara khusus kreativitas budaya yang dipelopori PKS seperti terwakili dalam acara milad yang diikuti 150.000 simpatisannya.

Dalam atraksi panggung tampil grup nasyid Izzatul Islam, Ruhul Jadid, Shoutul Harakah, dan Ebiet Beat A Nasyid adalah grup acapella yang direvitalisasi komunitas PKS sejak 1980-an. Berbeda dengan kekuatan politik lain yang tak peduli perkembangan seni-budaya, apalagi gerakan politik Islam modernis yang disalahpahami suka menentang tradisi,maka PKS mengemas substansi budaya Islam dengan unik. Kreativitas mereka lebih dahsyat dibandingkan capaian politik yang diraih dalam pemilu.

Pada 1980, awal kemunculan "nasyidpergerakan" denganteks Arab yang diadopsi dari Mesir dan Palestina. Nasyid seperti "Ghuraba" (Kelompok Asing) disenandungkan mahasiswa LIPIA, kampus bahasa Arab yang disponsori Kedubes Arab Saudi.Anis Matta (Sekjen PKS) dan Ulil Abshar Abdalla (pendiri Jaringan Islam Liberal) termasuk alumni perguruan yang dituding pengamat asing sebagai penyebar ideologi Wahabisme.

Sepuluh tahun kemudian, nasyid marak berwarna "populer" seperti kelompok Snada (Jakarta) dan Suara Persaudaraan (Malang). Begitu ngetopnya Snada hingga diundang DPP PDIP saat meresmikan Baitul Muslimin. Di samping kelompok domestik tumbuh subur, grup nasyid Raihan asal Malaysia juga berebut pasar Indonesia.

Penggemar nasyid semakin luas kemudian membuka pasar baru bagi kemunculan lagu rohani.

Sulis dan Haddad Alwi dengan salawat Nabi serta Opick dengan pop religius. Pascareformasi, tampil "nasyid cadas" dipelopori Izzatul Islam (Depok). Tema lagunya seputar perjuangan warga di daerah konflik Maluku,Poso, dan Aceh. Gelombang nasyid cadas yang mengentak-entak dengan suara perkusi dilengkapi Ruhul Jadid (Depok) dan Shoutul Harakah (Bandung).

Karakter PKS mengkristal dan mencapai kulminasi dalam Pemilu 2004. Sejak itu perkembangan nasyid bergulir cepat, sehingga muncul genre alternatif. Ada nasyid parodi (Gondes Semarang) yang mengadopsi teknik Project P.Nasyid "klangenan" seperti Justice Voice (Yogyakarta) dan nasyid rap berbahasa Sunda (Ebiet Beat A dari Bandung).

Nasyid rap-Sunda ini dari sudut pandang sosial-budaya turut mengangkat popularitas pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat, Ahmad Heryawan-Dede Yusuf. Komunitas PKS telah menembus sekat budaya yang selama ini mengerangkeng partai Islam atau partai berbasis agama. PKS menjadi contoh, betapa partai politik dapat membangun basis sosial baru dan menawarkan wawasan budaya alternatif. (*)

Sapto Waluyo
Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform


Sumber: Koran Sindo
Pengirim: Mohammad Yusuf Update: 04/06/2008 Oleh: Mohammad Yusuf

Jumat, 23 Mei 2008

Popularitas HNW Mengalahkan PKS

Ada juga ketika ditanya, bapak-ibu tahu PKS? Wah yang mana ya mas? Tapi ketika ditunjukkan brosur PKS bergambar pak Hidayat sontak menjawab, wah kalo yang ini saya kenal mas!

PK-Sejahtera Online: Salah satu hal yang bisa dipetik dari PKS Mendengar yang sudah dilaksanakan di DIY bahwa Pak Hidayat lebih dikenal daripada PKS. Warga ketika ditanya tahu mengenai Pak Hidayat, tapi tidak begitu tahu mengenai PKS. Ada juga ketika ditanya, bapak-ibu tahu PKS? Wah yang mana ya mas? Tapi ketika ditunjukkan brosur PKS bergambar pak Hidayat sontak menjawab, wah kalo yang ini saya kenal mas!

Peristiwa yang cukup menarik ketika Zuhrif Hudaya (Ketua BAPPILU DPW PKS DIY) mengisi sebuah forum pertemuan (pengajian) ibu-ibu. Mencoba lebih interaktif beliau melontarkan beberapa pertanyaan ke forum.

Ibu-ibu, Presiden PKS sekarang siapa? Dengan kompak, ibu-ibu menjawab : “Hidayat Nur Wahid.” Salah! Yang benar adalah Tifatul Sembiring.

Kalo calon istri pak Hidayat siapa? Bu dr. Diana Abbas Thalib, jawab sang ibu-ibu serempak. Ternyata ibu-ibu kita rajin nonton infotaintmen. ^_^

Nah, kalo PKS sekarang ulang tahun (MILAD) ke berapa? Ke-16! Jawab ibu-ibu serempak. Bukan! PKS sekarang MILAD ke 10. Lho Bukan pak! Ke-16. Di kaos-kaos kan PKS itu nomornya 16. Nah lho???#$ [zh]

PKS Mesir Kembali Sumbang Satu Doktor

Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) di Mesir kembali menyumbangkan satu doktor untuk umat Islam di Indonesia. Tepatnya pada hari Kamis, 15 Mei 2008 di Institut Liga Arab Cairo digelar sidang desertasi doktoral atas nama Khairan Muhammad Arif, kader PKS yang berasal dari Sulawesi Tengah. Desertasi yang disusun oleh mahasiswa jurusan pendidikan Islam tersebut mengkaji tentang "Revitalisasi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia".

PK-Sejahtera Online: Sidang yang sebelumnya akan digelar pada pukul 18.00 CLT (Cairo Local Time) bertempat di auditorium Prof. DR. Thaha Hussein akhirnya dipindah ke auditorium Prof. DR. Sathih Alhushary karena tempat sebelumnya tidak mampu menampung jumlah hadirin yang membludak. Akibatnya acara juga molor sampai pukul 19.00 CLT. Turut hadir beberapa pejabat di lingkungan KBRI Cairo yang dipimpin oleh Bapak Said Agil Alattas selaku wakil kepala perwakilan.

Waktu penyusunan desertasi yang ditempuh oleh Ketua Komisi Keakhwatan Majelis Pertimbangan PIP ini terhitung yang paling cepat dalam sejarah penulisan tesis atau disertasi mahasiswa Indonesia di Mesir, hanya tujuh bulan waktu yang dihabiskan untuk menyusunnya. Padahal biasanya membutuhkan waktu paling minimal satu tahun sampai masa pencetakan.

Usaha yang dilakukan Khairan tentu tidak mudah. Sebagai kader partai dakwah, ia juga dituntut aktif menyebarkan Islam dan mentarbiyah masyarakat. Di samping tuntutan utama berhasil dan berprestasi dalam studi, maka ia berdisiplin dalam membagi waktu.

Menurut Prof. DR. Hamid Musthafa Ammar selaku ketua dosen penguji, Khairan merupakan mahasiswa istimewa karena memiliki kemampuan berbahasa Arab yang sama dengan orang Arab. Hamid yang juga guru besar pendidikan di universitas Ain Syams Cairo di awal sambutannya juga memberikan apresiasi tinggi kepada Indonesia sebagai bangsa yang sangat menghormati pluralitas, seperti yang dituangkan Khairan dalam disertasinya.

Pujian lain juga diberikan oleh Prof. DR. Samy Muhammad Nasr sebagai dosen penguji kepada Khairan. Menurutnya, disertasi yang ada dihadapannya mampu dihidangkan dengan menggunakan bahasa Arab yang baik. Bahkan menurut Samy desertasi Khairan adalah merupakan desertasi terbaik yang pernah diujinya selama ini.

Tidak heran, desertasi mahasiswa yang juga putra asli Alkhairat ini mendapatkan apresiasi tertinggi di bidang pendidikan. Dua dosen penguji dan satu dosen pembimbing sepakat untuk memberikan nilai summa cumlaude. Bahkan desertasi tersebut akan dicetak oleh pihak Liga Arab dan akan disebar ke seluruh universitas di Timur Tengah untuk menjadi bahan acuan dalam riset dan penelitian tentang universitas di Indonesia.

Keberhasilan ustadz yang suka senyum ini tidak terlepas dari peran PIP PKS di Mesir. Sejak tahun 2006 PIP telah mencanangkan program percepatan sarjana S2 dan S3 sebagai program inti. Bahkan untuk masa khidmah 2008-2010 percepatan sarjana menjadi amanat musyawarah yang dituangkan dalam kebijakan dasar PIP.

Sampai saat ini terhitung ada 8 kader PKS di Mesir yang sedang menempuh program doktoral termasuk Khairan dan ada 80 kader lain di jenjang magister. Pada tahun 2008, insya Allah akan menyusul tiga kader yang akan meraih gelar doktor dan 2 orang yang akan meraih gelar magister.

Iswan Kurnia Hasan
(Sekjen PIP PKS Mesir)

Minggu, 11 Mei 2008

Barakallahu Laka.....

MENGUNDANG

Ikhwan dan Akhwat Fillah untuk hadir pada Walimatul 'Ursy

Nurlina Anggita Vella & Muhammad Ashrofudin

Rabu, 14 Mei 2008 Pkl. 09.00 s.d Selesai
Tempat Desa Surakarta Kecamatan Suranenggala

Atas Kehadiran dan Do'anya kami ucapkan Terima Kasih

DPC PK Sejahtera Gunung Jati
Mengucapkan :
Barakallahu Laka Wa Jama'a Bainakuma Fi Khoir....



Rabu, 07 Mei 2008

Jangan Golput !!!!

Golput dalam Perspektif Islam.

Fenomena kekecewaan dan sikap apriori terhadap partai-partai banyak ditemukan di masyarakat. Mereka menganggap partai-partai hanya pandai mengumbar janji ketika pemilu, namun setelah mereka berkuasa tidak ada perubahan yang signifikan dalam upaya mengatasi krisis yang terjadi. Akhirnya banyak di kalangan mereka yang apatis bahkan sampai bersikap golput alias tidak akan memilih kepada partai manapun.

Fenomena ini harus diluruskan agar masyarakat memahami tujuan pemilu yang menjadi hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pemilu dalam pandangan Islam adalah sebuah proses memberikan kesaksian kelayakan kepada kandidat (calon pemimpin). Maka kesaksian ini harus diberikan sebanyak-banyaknya yaitu dengan mengedepankan asas kebenaran dan prinsip keadilan. Barangsiapa memberi kesaksian kepada kandidat yang tidak layak dipilih maka ia telah melakukan dosa besar. Karena sama dengan memberikan kesaksian palsu. Bahkan Allah menempatkan perbuatan ini setelah syirik kepada Allah. “..........maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dosa (QS. 22:30)”.

Barangsiapa yang tidak menggunakan kesaksian atau hak pilihnya (Golput), sehingga kandidat yang layak pilih kalah, berarti ia telah menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat ia dibutuhkan untuk memberikan kesaksian (suara) sebagaimana firman Allah berikut. “ dan janganlah saksi-saksi itu enggan memberikan keterangan apabila dipanggil…..” (QS. 2:282). Selanjutnya “….dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:283)

Demokrasi dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif Islam asas demokrasi adalah proses pemilihan yang melibatkan orang banyak untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengatur keadaan mereka. Apabila diperhatikan secara substansif sebenarnya demokrasi cukup dekat dengan Islam, contohnya shalat. Islam menolak seseorang menjadi imam shalat apabila para makmum tidak suka dengan orang tersebut. Dalam sebuah hadits disebutkan “ tiga golongan yang shalatnya tidak naik keatas kepala mereka sekalipun hanya sejengkal, diantaranya orang yang mengimami suatu kaum dan mereka tidak suka kepadanya” (HR. Ibnu Majah).

Namun berinteraksi dengan demokrasi bisa diterima pada tahap tertentu, didasarkan pada pertimbangan antara maslahat (kebaikan) dan mafsadat (keburukan). Sebab demokrasi memiliki dua sisi yang diakui dan dibenarkan Islam, bahkan dianjurkan dan diwajibkan. Yaitu hak umat dalam mengangkat pemimpinnya, mengawasi mereka, dan memberhentikan mereka bila diperlukan.

Kedua sisi yang ditolak Islam dan digolongkan sebagai salah satu pintu syirik kepada Allah yaitu hak mutlak manusia untuk membuat perundangan, kecuali jika melibatkan kaidah moralitas, prinsip keadilan dan kebenaran sesuai dengan ketentuan agama.

Umat Islam tidak mempunyai hak untuk menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Demikian bahwa alasan satu-satunya seorang muslim masuk kedalam parlemen melalui seleksi pemilu adalah untuk mendakwahkan prinsip universalitas Islam, membela kebenaran, menyampaikan argumentasi kepada orang-orang yang ragu, menasehati orang-oarang yang menghalangi nilai-nilai keadilan universal, seperti upaya sekelompok orang yang ingin melegalisasi perzinaan, minuman keras (narkoba), dan perjuadian.

Jadi partisipasi di alam demokrasi, seperti yang sekarang kami lakukan di Partai Keadilan Sejahtera, disamping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam, juga punya makna strategis sebagai upaya meretas jalan secara aman dan bebas untuk membangun masa depan peradaban umat manusia yang ADIL dan SEJAHTERA (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur / gemah ripah loh jinawi).

JANGAN GOLPUT

SEBELUM COBA PARTAI KOEADILAN SEJAHTERA

Jangan Golput !!!!

Golput dalam Perspektif Islam.

Fenomena kekecewaan dan sikap apriori terhadap partai-partai banyak ditemukan di masyarakat. Mereka menganggap partai-partai hanya pandai mengumbar janji ketika pemilu, namun setelah mereka berkuasa tidak ada perubahan yang signifikan dalam upaya mengatasi krisis yang terjadi. Akhirnya banyak di kalangan mereka yang apatis bahkan sampai bersikap golput alias tidak akan memilih kepada partai manapun.

Fenomena ini harus diluruskan agar masyarakat memahami tujuan pemilu yang menjadi hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pemilu dalam pandangan Islam adalah sebuah proses memberikan kesaksian kelayakan kepada kandidat (calon pemimpin). Maka kesaksian ini harus diberikan sebanyak-banyaknya yaitu dengan mengedepankan asas kebenaran dan prinsip keadilan. Barangsiapa memberi kesaksian kepada kandidat yang tidak layak dipilih maka ia telah melakukan dosa besar. Karena sama dengan memberikan kesaksian palsu. Bahkan Allah menempatkan perbuatan ini setelah syirik kepada Allah. “..........maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dosa (QS. 22:30)”.

Barangsiapa yang tidak menggunakan kesaksian atau hak pilihnya (Golput), sehingga kandidat yang layak pilih kalah, berarti ia telah menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat ia dibutuhkan untuk memberikan kesaksian (suara) sebagaimana firman Allah berikut. “ dan janganlah saksi-saksi itu enggan memberikan keterangan apabila dipanggil…..” (QS. 2:282). Selanjutnya “….dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:283)

Demokrasi dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif Islam asas demokrasi adalah proses pemilihan yang melibatkan orang banyak untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin dan mengatur keadaan mereka. Apabila diperhatikan secara substansif sebenarnya demokrasi cukup dekat dengan Islam, contohnya shalat. Islam menolak seseorang menjadi imam shalat apabila para makmum tidak suka dengan orang tersebut. Dalam sebuah hadits disebutkan “ tiga golongan yang shalatnya tidak naik keatas kepala mereka sekalipun hanya sejengkal, diantaranya orang yang mengimami suatu kaum dan mereka tidak suka kepadanya” (HR. Ibnu Majah).

Namun berinteraksi dengan demokrasi bisa diterima pada tahap tertentu, didasarkan pada pertimbangan antara maslahat (kebaikan) dan mafsadat (keburukan). Sebab demokrasi memiliki dua sisi yang diakui dan dibenarkan Islam, bahkan dianjurkan dan diwajibkan. Yaitu hak umat dalam mengangkat pemimpinnya, mengawasi mereka, dan memberhentikan mereka bila diperlukan.

Kedua sisi yang ditolak Islam dan digolongkan sebagai salah satu pintu syirik kepada Allah yaitu hak mutlak manusia untuk membuat perundangan, kecuali jika melibatkan kaidah moralitas, prinsip keadilan dan kebenaran sesuai dengan ketentuan agama.

Umat Islam tidak mempunyai hak untuk menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Demikian bahwa alasan satu-satunya seorang muslim masuk kedalam parlemen melalui seleksi pemilu adalah untuk mendakwahkan prinsip universalitas Islam, membela kebenaran, menyampaikan argumentasi kepada orang-orang yang ragu, menasehati orang-oarang yang menghalangi nilai-nilai keadilan universal, seperti upaya sekelompok orang yang ingin melegalisasi perzinaan, minuman keras (narkoba), dan perjuadian.

Jadi partisipasi di alam demokrasi, seperti yang sekarang kami lakukan di Partai Keadilan Sejahtera, disamping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam, juga punya makna strategis sebagai upaya meretas jalan secara aman dan bebas untuk membangun masa depan peradaban umat manusia yang ADIL dan SEJAHTERA (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur / gemah ripah loh jinawi).

JANGAN GOLPUT

Sebelum Coba Partai Keadilan Sejahtera


Akhwat Fillah

Anda bisa memilih..

Menjadi wanita serupa Khadijah dengan segala kelembutan, kenyamanan, perlindungan atau jiwa saudagarnya… atau seperti Aisyah yang begitu manja, penuh tawa, lincah, dan cerdas. Anda pun bisa memilih wanita layaknya Hafsah. Ia begitu kuat, tegar.

hm.........


Selasa, 06 Mei 2008

Ayo Berbenah.....

Pemilu 2009 sudah diambang pintu, mesin-mesin politik sudah mulai menjalankan masing-masing fungsinya. Bagaimana dengan kita?
Struktur kepengurusan yang paripurna adalah suatu keniscayaan untuk tersampaikannya da'wah yang kita usung ini.

Bersiap siagalah........

Bersyukurlah..........!!

Bismillah Hamdan Lillah Sholatan wa salaman 'ala Rasulillah
amma ba'du :

Di serukan kepada seluruh kader dan simpatisan PKS, bahwa apabila datang pertolongan dari Allah, maka bertasbihlah, dan pujilah serta minta ampunlah kepadaNya.
Sesungguhnya kemenangan ini semata-mata hadiah dari Allah kepada kita atas semua amal dan ikhtiar kita yang insyaAllah diberi keikhlasan atas itu.
Subhanallah dan Alhamdulillah hade menang karena izin Allah.

Bersyukurlah.......maka akan kutambahkan nikmatmu........
Semoga kemenangan ini menjadi kemenangan yang barokah, yang senantiasa diikuti oleh kebaikan-kebaikan atas kepemimpinannya.

Syukron Jazakumullahu khairan katsiran.....

Allahu Akbar.....Allahu Akbar......Allahu Akbar......

PEROLEHAN SUARA HADE KECAMATAN GUNUNG JATI

Desa Adi Darma
  1. Da'i : 467 suara
  2. Aman : 794 suara
  3. Hade : 1280 suara

Desa Pasindangan
  1. Da'i : 461 suara
  2. Aman : 1009 suara
  3. Hade : 1163 suara

Desa Jadimulya
  1. Da'i : 497 suara
  2. Aman : 785 suara
  3. Hade : 1570 suara

Desa Klayan
  1. Da'i : 656 suara
  2. Aman : 1126 suara
  3. Hade : 2213 suara

Desa Jatimerta
  1. Da'i : 286 suara
  2. Aman : 672 suara
  3. Hade : 849 suara

Desa Astana
  1. Da'i : 419 suara
  2. Aman : 946 suara
  3. Hade : 971 suara

Desa Kalisapu
  1. Da'i : 260 suara
  2. Aman : 530 suara
  3. Hade : 719 suara

Desa Wanakaya
  1. Da'i : 369 suara
  2. Aman : 940 suara
  3. Hade : 801 suara

Desa Grogol
  1. Da'i : 364 suara
  2. Aman : 672 suara
  3. Hade : 601 suara

Desa Mertasinga
  1. Da'i : 558 suara
  2. Aman : 681 suara
  3. Hade : 1386 suara

Desa Sirnabaya
  1. Da'i : 382suara
  2. Aman : 799 suara
  3. Hade : 840 suara

Desa Sambeng
  1. Da'i : 269 suara
  2. Aman : 657 suara
  3. Hade : 786 suara

Desa Mayung
  1. Da'i : 336 suara
  2. Aman : 714 suara
  3. Hade : 555 suara

Desa Babadan
  1. Da'i : 333 suara
  2. Aman : 762 suara
  3. Hade : 659 suara

Desa Buyut
  1. Da'i : 583 suara
  2. Aman : 1137 suara
  3. Hade : 1281 suara
TOTAL SUARA KECAMATAN GUNUNG JATI

DA'I : 6240 (18,27)
AMAN : 12224 (35,80)
HADE : 15674 (45,93%)


Senin, 05 Mei 2008

KADER DAN SIMPATISAN PKS GUNUNG JATI MELAKUKAN DIRECT SELLING
(DOOR TO DOOR) DI WILAYAH DA'WAH GUNUNG JATI UNTUK PEMENANGAN PASANGAN HADE PADA PILKADA GUBERNUR JAWA BARAT 13 APRIL 2008







HADE MENANG DI JAWA BARAT

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat pada rapat pleno terbuka, selasa (22/4) menetapkan pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf (HADE) sebagai peraih suara terbanyak pada ajang Pilgub Jabar 2008.

Dalam rapat tersebut pasangan HADE mendapatkan suara 7,287,647 dengan prosentase 40,50%. Sedangkan pasangan Agum Gumelar dan Nu`man Abdul Hakim meraih 6,217,557 dengan prosentase 34,55%. Pasangan DAI (Danny Setiawan dan Iwan R Sulandjana mendapatkan suara 4,490,901 dengan prosentase 24,95%.

Jumlah surat suara yang masuk sebanyak 18,802,665 dari 26 kabupaten kota, surat suara yang sah 17,996,105 dan yang tidak sah 806,560.

Rapat pleno terbuka dihadiri oleh seluruh anggota KPU Jabar, anggota KPU kabupaten kota, saksi tim kampanye pasangan calon dan tamu undangan. Rapat tersebut di buka oleh Ketua KPU Jabar, Setia Permana bertempat di Aula KPU Jabar.

Milad ke-10 PKS

Tasyakuran Milad ke-10 PKS di Gelanggang Olahraga Bung Karno Senayan Jakarta, Ahad (04/05) dihadiri oleh ratusan ribu kader dan simpatusan PKS. Turut hadir Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPD Isman Gusman, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Pimpinan Parpol, Perwakilan negara-negara sahabat, Tokoh Media dan Tokoh Nasional.